INFO TERKINI | Luwu – Pemerintah Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, mengusulkan pendirian Sekolah Rakyat (SR) sebagai program prioritas guna memperluas akses pendidikan bagi masyarakat kurang mampu, khususnya yang tinggal di wilayah terpencil dan terisolasi.
Program ini dirancang sebagai solusi alternatif untuk menjangkau anak-anak usia sekolah yang menghadapi hambatan geografis, ekonomi, maupun sosial dalam mengakses pendidikan formal. Inisiatif ini sejalan dengan visi pemerataan pendidikan yang digaungkan oleh pemerintah pusat di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Luwu, Andi Palanggi, menyatakan bahwa pihaknya telah mengajukan proposal pendirian Sekolah Rakyat ke pemerintah pusat, dengan lokasi yang direncanakan berada di Desa Puty, Kecamatan Bua.
“Untuk Sekolah Rakyat, kami sudah ajukan lokasi di Labokke, Desa Puty, Kecamatan Bua. Kami tinggal menunggu tim dari Kementerian PUPR dan Kementerian Sosial untuk melakukan pengukuran dan peninjauan langsung ke lokasi,” ujar Andi Palanggi saat dikonfirmasi, Selasa (24/6/2025).
Pemkab Luwu telah menyiapkan lahan seluas 5 hektare yang akan menjadi pusat pengembangan kawasan pendidikan terpadu. Di atas lahan ini nantinya akan dibangun ruang kelas, area praktik keterampilan, perpustakaan rakyat, hingga ruang terbuka hijau sebagai sarana pembelajaran kontekstual.
”Lokasinya strategis dan mudah dijangkau dari beberapa desa sasaran program. Selain itu, letaknya dekat dengan Bandara Bua, Markas Brimob, dan pusat layanan lainnya,” tambahnya.
“Sejauh ini tidak ada kendala. Kami hanya perlu menjalin komunikasi intensif dengan kementerian agar proses ini bisa dipercepat. Harapannya, pembangunan bisa dimulai tahun ini,” tegasnya.
Usulan program Sekolah Rakyat ini telah diajukan sejak dua bulan lalu. Sekolah ditujukan bagi keluarga yang terdaftar dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) milik Dinas Sosial, dengan komitmen memberikan pendidikan secara gratis.
“Sekolah Rakyat ini diperuntukkan bagi masyarakat kurang mampu. Orang tua siswa yang masuk dalam DTKS bisa menyekolahkan anaknya tanpa biaya,” jelas Andi.
Uniknya, Sekolah Rakyat akan dikembangkan dalam bentuk boarding school yang mencakup seluruh jenjang pendidikan, mulai dari SD, SMP, hingga SMA. Semua siswa dan tenaga pengajar akan tinggal di lingkungan sekolah yang dilengkapi dengan fasilitas asrama, aula serbaguna, ruang makan, hingga sarana olahraga.
“Semua kebutuhan siswa akan difasilitasi, termasuk makan dan tempat tinggal,” katanya.
Selain pendidikan akademik, SR juga akan mengintegrasikan pelatihan keterampilan praktis seperti pertanian, peternakan, teknologi informasi, dan kewirausahaan. Kurikulum keterampilan ini akan disesuaikan dengan potensi lokal Kabupaten Luwu.
“Harapannya, lulusan Sekolah Rakyat tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga memiliki kemampuan untuk mandiri dan berkontribusi positif di masyarakat,” tutup Andi Palanggi.
(Redaksi)