MAROS-Bupati Maros, Dr. H. A. S. Chaidir Syam, S.IP., M.H, memimpin langsung Rapat Evaluasi dan Koordinasi terkait persiapan pelaksanaan acara Gau Maraja Leang-Leang Kabupaten Maros Tahun 2025 yang dilaksanakan di Ruang Rapat Bupati Maros, Rabu (18/6/2025). Rapat ini diikuti oleh jajaran kepala OPD, Camat, panitia pelaksana, serta para stakeholder terkait.
Dalam arahannya, Bupati Chaidir Syam menegaskan pentingnya sinergi dan keseriusan seluruh pihak untuk menyukseskan Gau Maraja sebagai event budaya berskala nasional dan internasional. “Gau Maraja bukan hanya milik Kabupaten Maros, tetapi telah menjadi milik masyarakat Sulawesi Selatan, bahkan Indonesia. Ini momentum besar, kita harus pastikan setiap bagian kegiatan berjalan dengan maksimal,” ujarnya.
Ketua Panitia Gau Maraja, Marjan Massere, dalam laporannya menyampaikan bahwa capaian persiapan keseluruhan kegiatan sudah mencapai 85 persen, dan kini tengah memasuki tahap penyempurnaan teknis serta koordinasi lintas sektor.
Sementara itu, Penanggung Jawab Konferensi Internasional, Prof. Dr. Muhlis Hadrawi, melaporkan bahwa pendaftaran peserta konferensi telah ditutup, karena jumlah peserta telah melampaui target. “Peserta yang mendaftar mencapai 543 orang, melampaui kuota awal. Antusiasme luar biasa datang dari berbagai negara, termasuk Malaysia, Australia, Pakistan, Yaman, Botswana, Nigeria, dan India,” jelas Prof. Muhlis.
Untuk kegiatan Tudang Sipulung Wija Raja La Patau, Andi Pallawa Unggung selaku penanggung jawab bagian registrasi dan validasi peserta menyampaikan bahwa jumlah pendaftar telah mencapai 591 orang, dan diperkirakan akan terus bertambah hingga mencapai 800 orang pada akhir bulan Juni.
Rapat ini juga membahas kesiapan teknis lokasi acara, akomodasi peserta, kesiapan keamanan, serta koordinasi antarinstansi untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan berjalan lancar, aman, dan sukses.
Gau Maraja Leang-Leang 2025 dijadwalkan akan berlangsung pada 3 – 5 Juli 2025, mengangkat kekayaan sejarah, budaya, dan nilai-nilai kearifan lokal masyarakat Sulawesi Selatan, khususnya Kabupaten Maros, sebagai warisan leluhur yang harus dilestarikan.
(AS).
