Kegiatan tersebut dibuka secara resmi oleh Wakil Bupati Luwu, Muh. Dhevy Bijak Pawindu, SH. Dalam sambutannya, ia menegaskan pentingnya penyusunan kajian risiko bencana sebagai dasar strategis untuk meminimalkan dampak bencana di wilayah Luwu.
“Kita hidup di wilayah yang rentan terhadap berbagai jenis bencana. Kajian risiko ini penting agar kita memahami potensi bahaya, memperkirakan dampaknya, dan mempersiapkan langkah antisipasi yang tepat,” kata Dhevy.
Ia menambahkan, perencanaan yang matang menjadi kunci penanganan bencana yang cepat dan tepat, termasuk pemetaan wilayah rawan, kesiapan personel dan peralatan, serta penentuan status darurat. Menurutnya, penanggulangan bencana adalah tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat, dunia usaha, akademisi, dan relawan.
“Kajian ini akan menjadi pedoman dalam perencanaan pembangunan yang tangguh bencana di Kabupaten Luwu,” tambahnya.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Luwu, Andi Baso Tenriesa, menjelaskan bahwa tujuan sosialisasi ini adalah untuk mengidentifikasi potensi ancaman dan kerugian akibat bencana, menilai kapasitas daerah dalam merespons bencana, serta menyusun rencana penanggulangan berbasis dokumen KRB.
“Kegiatan ini juga bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat serta mengoptimalkan alokasi sumber daya dan perencanaan tata ruang. Kami menghadirkan para ahli dari Unhas sebagai narasumber utama yang akan memandu penyusunan kajian ini secara komprehensif,” jelasnya.
Melalui kegiatan ini, Pemerintah Kabupaten Luwu berharap dapat memperkuat sistem penanggulangan bencana dan meningkatkan ketangguhan daerah dari segi teknis maupun kesadaran kolektif masyarakat.(*)
