INFO TERKINI | LUWU, — PT Masmindo Dwi Area (MDA) bersama Kelompok Kerja Percepatan Investasi Kabupaten Luwu (Pokja) melanjutkan pelaksanaan Forum Desa (FORDES) di enam desa lingkar tambang dan jalur akses Awak Mas Project, yakni Bonelemo, Tettekang, Marinding, Ulusalu, Rumaju, dan Tolajuk.Kamis,(06/11/2025).
Kegiatan ini merupakan bagian dari agenda komunikasi rutin untuk memastikan pembangunan berlangsung terbuka, terdokumentasi, serta sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Sekretaris Pokja, Zulkarnaim, menjelaskan bahwa FORDES bukan hanya forum diskusi, tetapi juga sarana penyampaian aspirasi masyarakat yang terhubung langsung dengan pemerintah dan pihak perusahaan.
“Pokja hadir untuk menjembatani kepentingan warga, pemerintah, dan MDA. Prinsipnya sederhana: aspirasi harus didengar, diproses, dan diberikan jalur tindak lanjut. FORDES menjadi ruang dialog resmi yang meminimalkan simpang informasi dan mendorong keterbukaan,” ujarnya.
Dalam pertemuan di enam desa tersebut, masyarakat menyampaikan aspirasi terkait perbaikan infrastruktur jalan, keselamatan lalu lintas, penanganan debu jalan, serta peningkatan penyampaian informasi terkait tenaga kerja. Warga juga berharap pelatihan keterampilan bagi pemuda dapat diprioritaskan menjelang fase pembangunan aktif.
Selain itu, beberapa desa mengusulkan pengembangan ekonomi lokal berbasis pertanian dan UMKM. Di Bonelemo, warga mendorong penguatan budidaya nilam serta kelompok usaha kerajinan tangan lito. Di Tolajuk, diajukan peningkatan kapasitas pengelolaan usaha dan dukungan kerja sama antara Koperasi Merah Putih dan kelompok tani.
Sementara di Ulusalu, warga meminta reboisasi pada lokasi bekas longsor serta bantuan bibit tanaman buah dan ikan.
Perwakilan Pokja, Dr. Maman, menegaskan bahwa pelibatan masyarakat dalam FORDES merupakan upaya membangun kontrol sosial yang sehat.
“Kami memastikan setiap catatan teknis dan usulan masyarakat diteruskan untuk proses tindak lanjut. Komunikasi seperti ini penting agar pembangunan tidak hanya berjalan cepat, tetapi juga tepat sasaran dan sesuai prinsip keberlanjutan,” katanya.
Sebagai bagian dari penguatan transparansi, MDA juga memasang materi dan flyer mekanisme pengaduan (grievance mechanism) di kantor desa dan rumah ibadah. Masyarakat dapat menyampaikan keluhan atau pertanyaan secara langsung dan terdokumentasi.
Kepala Teknik Tambang (KTT) MDA, Mustafa Ibrahim, menegaskan bahwa FORDES adalah bentuk komitmen perusahaan menjaga kedekatan dengan masyarakat.
“Setiap desa memiliki kebutuhan dan potensi berbeda. Kami ingin mendengar langsung dari masyarakat guna merancang kolaborasi yang tepat dan bermanfaat,” ujarnya.
Mustafa menambahkan, masukan dari enam desa ini akan dirumuskan bersama Pokja dalam penyusunan program lanjutan.
“Harapan kami, forum ini tidak berhenti pada pendataan aspirasi, tetapi berlanjut menjadi kerja sama konkret yang memperkuat kemandirian desa serta mendukung pertumbuhan ekonomi lokal,” tutupnya.
Pelaksanaan FORDES di Bonelemo, Tettekang, Marinding, Ulusalu, Rumaju, dan Tolajuk mencerminkan konsistensi dialog antara masyarakat, pemerintah daerah, dan MDA. Melalui mekanisme komunikasi terbuka dan tindak lanjut yang terukur, pembangunan Awak Mas Project diharapkan berjalan partisipatif, transparan, dan memberikan manfaat berkelanjutan bagi masyarakat.(*)








