ADV 300x250 KS

Header Kominfo

 


Janji PT BMS Prioritaskan Warga Lokal Dipertanyakan: Banyak yang Diterima Justru Punya “Orang Dalam”

By_Admin
Minggu, Oktober 26, 2025 WIB Last Updated 2025-10-26T14:24:31Z
 

LUWU — INFO TERKINI | Janji manis PT Bumi Mineral Sulawesi (BMS) yang mengklaim akan memprioritaskan tenaga kerja lokal dalam proses rekrutmen, kini menuai sorotan tajam. Pasalnya, hasil penerimaan karyawan justru didominasi oleh pelamar dari luar daerah, bahkan diduga sebagian memiliki kedekatan dengan orang dalam perusahaan.


Fenomena ini menimbulkan rasa kecewa dan ketidakadilan bagi para pemuda di Kecamatan Bua, Kabupaten Luwu — wilayah tempat berdirinya pabrik pengolahan nikel milik Kalla Group tersebut.

Mereka yang sejak awal berharap mendapat peluang kerja di kampung sendiri kini justru menjadi penonton.


“Dari awal kami percaya janji bahwa warga lokal akan diutamakan. Tapi setelah pengumuman, banyak nama dari luar daerah yang diterima. Anak-anak kampung sendiri malah tidak dilirik,” keluh salah satu warga Bua yang enggan disebut namanya, Sabtu (26/10/2025).


Salah satu pemuda, Iwan, menjadi potret nyata dari kekecewaan itu. Ia telah mempersiapkan berkas dengan penuh semangat dan berharap bisa bekerja di pabrik besar yang berdiri di tanah kelahirannya. Namun ketika pengumuman keluar, namanya tak tercantum.


“Saya cari nama saya sampai baris terakhir, tapi tidak ada. Rasanya seperti tidak dianggap di kampung sendiri,” ujar Iwan lirih.


Kabar yang beredar di masyarakat pun menambah luka. Banyak yang diterima justru pelamar dari luar Luwu, bahkan luar Sulawesi Selatan. Sebagian besar diduga memiliki “orang dalam” di lingkaran perusahaan.


“Kalau tidak punya kenalan, kecil kemungkinan bisa masuk,” kata Iwan pelan.


Bagi warga Bua, pabrik PT BMS adalah simbol harapan ekonomi baru. Namun, kenyataan di lapangan membuat mereka merasa terpinggirkan di tanah sendiri.


Setiap hari, truk-truk pengangkut material perusahaan melintas di jalan kampung, namun anak-anak muda setempat tetap menganggur.


“Kami hanya bisa melihat dari luar pagar. Pabriknya berdiri di kampung kami, tapi pekerjanya orang luar,” ujar seorang warga dengan nada getir.


Aktivis pemerhati sosial Luwu, Andi M., menilai bahwa kondisi ini mencerminkan lemahnya pengawasan pemerintah terhadap implementasi komitmen sosial perusahaan.


“PT BMS harus membuktikan komitmennya terhadap pemberdayaan warga lokal. Jangan hanya sebatas janji di atas kertas,” tegasnya.


Ia juga mendesak Pemerintah Kabupaten Luwu, terutama Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, untuk turun langsung memantau proses rekrutmen agar transparan dan berkeadilan.


“Pemerintah tidak boleh tutup mata. Harus memastikan anak-anak Bua tidak hanya menjadi penonton di tanah kelahirannya,” ujarnya.


Di rumah kecil di Bua, nenek Iwan masih setia berjualan di pasar setiap pagi. Di balik keriput wajahnya, tersimpan doa agar cucunya mendapat pekerjaan layak.


“Nenek tidak butuh apa-apa, cuma mau lihat cucu-cucu bisa hidup lebih baik,” katanya lembut.


Sementara Iwan hanya menatap jauh ke jalan berdebu tempat truk-truk perusahaan lalu-lalang.


“Saya tidak sedih karena gagal, tapi karena belum bisa bikin nenek berhenti jualan,” ucapnya lirih.


Hingga berita ini diterbitkan, pihak PT Bumi Mineral Sulawesi belum memberikan tanggapan resmi atas dugaan tersebut.

Publik kini menunggu langkah nyata perusahaan dan perhatian serius pemerintah daerah terhadap keresahan warga Bua.


“Kalau janji prioritas warga lokal itu benar, buktikan. Jangan biarkan kami terus jadi penonton di halaman sendiri,” tutup Iwan, menatap pabrik yang berdiri kokoh di kejauhan.



(Tim/Red)

Komentar

Tampilkan

  • Janji PT BMS Prioritaskan Warga Lokal Dipertanyakan: Banyak yang Diterima Justru Punya “Orang Dalam”
  • 0

Update Terkini

Iklan 728x90 KOMINFO AD