Oleh: Kurniawan (Arung Dg Bundu Tetta Kampong Trah Buluttana)
Dilaporkan oleh: Andi Aidah Fattah Mansyah
Maros, 9 Juli 2025 — Sebelum hiruk-pikuk pesta rakyat bergema, sebelum gendang Tunrung Tallua ditabuh dan tenda-tenda berdiri, ada langkah yang lebih dahulu ditempuh: sebuah prosesi adat yang sunyi namun sarat makna, yang dikenal sebagai Appatabek Pappakalabbirik. Prosesi ini telah dilangsungkan pada 4 Juli 2025 sebagai pembuka sakral bagi rangkaian Gau Maraja Leang-leang 2025 dan peringatan Hari Jadi Kabupaten Maros ke-66.
Panitia pelaksana bersama tokoh masyarakat mendatangi rumah adat Karaeng Marusu milik Andi Abdul, waris Karaeng Sioja yang merupakan garis keturunan dari Karaeng Marusu, salah satu penjaga utama marwah adat di wilayah ini. Di sanalah penghormatan diberikan, niat disampaikan, dan restu dimohonkan.
“Appatabek Pappakalabbirik bukan hanya seremoni simbolik, tapi ini adalah ruh dari adat kita. Sebuah bentuk ketundukan dan penghormatan kepada pemangku adat dan leluhur,” ujar Badaruddin Daeng Latte, salah satu tokoh adat trah Tanralili dan salah satu pendiri Lembaga Adat Jariminasa, yang turut menyaksikan jalannya prosesi.
Dalam prosesi ini, para panitia tak hanya membawa rencana kegiatan, tetapi membawa niat yang jernih untuk menyatukan hajat rakyat dengan restu langit dan bumi. Ini menjadi penanda bahwa masyarakat Maros masih teguh menjaga akar nilai, dan tetap menyandarkan langkah pada petuah leluhur.
Di tengah derasnya arus modernisasi, Maros tetap menjunjung tinggi nilai-nilai adat. Ritual ini menjadi bukti bahwa tradisi bukanlah penghalang kemajuan, melainkan fondasi spiritual bagi pembangunan yang berakar pada kearifan lokal.
“Tanpa restu yang lama, tidak ada jalan yang benar-benar lapang ke depan,” ungkap salah satu panitia kegiatan, menegaskan bahwa setiap langkah besar di tanah Maros akan selalu diawali dengan ketundukan kepada nilai adat.
Dengan berlangsungnya Appatabek Pappakalabbirik, masyarakat Maros menunjukkan kepada Indonesia dan dunia bahwa adat bukan sekadar warisan masa lalu ia adalah nafas yang tetap hidup, menghidupi, dan menuntun setiap gerak menuju masa depan.