"Begitu memang pak. Yang pecah itu nanti kami rapikan, tapi di luar teras tangga dan teras kelas tidak dikeramik memang karena kurang anggaran," ujar David saat dikonfirmasi.
Meskipun ada keterbatasan dana, David mengaku tidak tega melihat para siswa belajar dengan lantai beton. Oleh karena itu, ia berinisiatif menambahkan sendiri anggaran untuk pemasangan keramik di ruang kelas lantai dua.
"Anggaran di kelas kami tambahkan sendiri, di luar dari RAB, karena saya sendiri tidak tega melihat anak sekolah belajar dengan lantai dasar beton, bukan keramik. Makanya, saya kasih keramik di ruang kelas lantai 2," tambahnya.
Pihak sekolah dan orang tua murid mengapresiasi langkah tersebut, meskipun masih berharap ada perhatian lebih dari pihak terkait agar seluruh area sekolah mendapatkan fasilitas yang lebih layak.
Sementara itu, masyarakat menantikan langkah selanjutnya dari pihak berwenang untuk memastikan pembangunan sekolah ini dapat memenuhi standar yang lebih baik demi kenyamanan siswa dalam belajar.(Tim/Red)